Pandemi tidak mematikan kreativitas berkesenian. Mungkin itu kesimpulan yang tepat saat acara Lepas Sambut Kepala Sekolah SMPN 1 Tunjungan dengan mementaskan Tari Jaranan dan Tari Sukarena. (Tri Martana}
Nurwahyudi selaku ketua panitia awalnya tidak merencanakan adanya pentas seni dari
siswa.
“Masa pandemi menyebabkan semua ekstrakurikuler sekolah ditiadakan, termasuk ekstra tari, ” paparnya.
Erry Sutanty selaku pembina ekstrakurikuler tari membenarkan hal tersebut.
“Awalnya saya juga ragu ketika mereka usul untuk pentas. Tapi demi menghargai semangat dan kreativitas mereka akhirnya saya ijinkan. Dan hasilnya tidak mengecewakan”, ungkapnya dengan bangga.
Menurutnya, meskipun ekstrakurikuler sekolah ditiadakan sementara tetapi ternyata para siswa berlatih sendiri di rumah. Di masyarakat, komunitas-komunitas seni tetap aktif sekalipun dengan segala keterbatasannya.
Sukana Oen selaku bidang kesiswaan berharap kondisi segera membaik.
“Kalau kondisi pandemi segera membaik maka ekstrakurikuler dapat dilaksanakan lagi, termsuk ekstra tari dan seni lainnya. Berkesenian itu selain memperindah jiwa juga baik untuk kesehatan mental. Jadi berkesenian penting juga untuk menjaga imun siswa-siswa kita,” ujarnya.