Ada aktivitas menarik yang dilakukan siswa SMPN 1 Tunjungan dalam rangka hari ulang tahun sekolahnya yaitu lomba seni Mural. Menurut Sumiyati selaku Waka Kesiswaan lomba ini bertujuan memanfaatkan adanya space yang besar berupa tembok pagar sekolah sebagai ruang ekspresi dan ekdpresi siswa. “Perlu mendapat sentuhan seni untuk memperbaiki tampilan bangunan sekolah. Juga sebagai ajang menuangkan kreativitas siswa agar tidak merasa jenuh di masa pandemi,” paparnya.
Pola seni Mural yang dipilah adalah seni Mural Tiga dimensi dan Anyaman. Menurut Agus Budiyanto salah seorang juri dalam lomba tersebut pemilihan seni Mural yang berpola lebih cocok untuk siswa SMP. “Jika tanpa pola, anak dibiarkan berekspresi sebebasnya justru tidak memperbaiki tampilan sekolah. Hasilnya tidak sedap dipandang,” ujarnya.
Sejarah Mural
Pengertian mural menurut bahasa yaitu mural berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Murus” yang berarti dinding. Secara luas pengertian mural adalah menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau media luas lainnya yang bersifat permanen. Mural menurut Susanto (2002:76) asalah lukisan besar yang dibuat untuk mendukung ruang arsitektur. Definisi tersebut bila diterjemahkan lebih lanjut, maka mural sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari bangunan dalam hal ini dinding. Dinding dipandang tidak hanya sebagai pembatas ruang maupun sekedar unsur yang harus ada dalam bangunan rumah atau gedung, namun dinding juga dipandang sebagai medium untuk memperindah ruangan. Kesan melengkapi arsitektur bisa dilihat pada bangunan gereja Katolik yang bercorak Barok yang melukis atap gereja yang biasanya berupa kubah dengan lukisan awan dan cerita di Alkitab.
Seni mural sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu kala. Bahkan jika ditilik dari sejarah mural, mural sudah ada sejak 31.500 tahun yang lalu tepatnya pada masa prasejarah. Pada masa itu terdapat sebuah lukisan yang menggambarkan sebuah gua di Lascaux yaitu daerah Selatan Prancis. Mural yang dibuat pada masa prasejarah tersebut menggunakan sari buah sebagai cat air (karena pada masa prasejarah belum ada cat). Pada masa prasejarah, negara yang paling banyak memiliki lukisan dinding atau mural tidak lain yaitu Prancis. Salah satu mural atau lukisan dinding yang paling terkenal pada saat itu yaitu mural karya Pablo Picasso. Pablo Picasso membuat sebuah mural yang dinamakan Guernica atau Guernica y Luno. Mural art ini dibuat pada saat terjadinya peristiwa perang sipil di Spanyol pada tahun 1937. Tujuan dibuatnya mural ini yaitu untuk memperingati peristiwa pengeboman oleh tentara Jerman yang terjadi di sebuah desa kecil dimana kebanyakan diantara mereka yaitu masyarakat Spanyol.
Di negara-negara konflik, seperti Irlandia Utara, mural sangat mudah ditemui di semua dinding kota. Tercatat sekitar 2000 mural dihasilkan dari sejak tahun 1970 hingga sekarang dan dengan demikian Irlandia Utara-lah negara yang sangat produktif menghasilkan mural. Propaganda politik menjadi tema sentral dalam mural tersebut.
Mural pada perkembangannya telah menjadi bagian dari seni publik yang melibatkan komunikasi dua arah. Seniman mural melakukan komunikasi secara visual kepada masyarakat terhadap apa yang ingin dicurahkannya, sedangkan masyarakat sebagai penikmat dalam praktiknya mampu berinteraksi langsung kepada seniman. Hal ini semakin menunjukkan dalam seni mural, bahwa interaksi tidak hanya dilakukan secara visual yang menganut pandangan ‘seni adalah seni’ tanpa pertanggungjawaban yang pasti, namun mural juga mampu mendekatkan dirinya sebagai seni yang berinteraksi juga secara verbal untuk menyampaikan pesan moral yang ingin dikomunikasikan sang seniman dengan masyarakat. Lewat seni Mural pula siswa SMPN 1 Tunjungan telah berpartisipasi meningkatkan keindahan sekolah. Sebuah pembelajaran untuk meningkatkan kepedulian san solidaritas salam lingkungan san masyarakat.