Oleh : Heri Ismanto, S.Pd
Salah satu kunci sukses dalam pembelajaran adalah kuatnya motivasi belajar peserta didik. Motivasi dalam kenyataannya bisa mengalami pasang surut. Kadangkala diperlukan peningkatan motivasi dengan beragam kegiatan. Oleh karena itu, menurut pertimbangan penulis, sebagai pendidik kita harus peka untuk mengetahui pada saat kapan kita memang perlu menambahkan penguatan dalam bentuk berbagai cara yang intinya adalah untuk tetap mempertahankan tingginya motivasi belajar peserta didik. Sebagai guru Bimbingan Konseling di SMPN 1 Tunjungan maka penulis merasa perlu untuk turut memperkaya pilihan-pilihan tindakan dalam proses pembelajaran guna tetap mempertahankan tetap stabilnya motivasi belajar. Pilihan tindakan tersebut tentu saja berbasis keunggulan dan potensi sekolah sebagai variabel dalam mempertahankan motivasi belajar peserta didik. Salah satu potensi tersebut adalah ketersediaan ruang terbuka yang luas, asri, bersih dan nyaman bagi peserta didik sebagai tempat pembelajaran. Apalagi untuk jam-jam pembelajaran setelah istirahat jam ke dua dengan asumsi peserta didik sudah mulai jenuh maka pemanfaatn ruang terbuka yang dimiliki SMPN 1 Tunjungan menjadi sangat strategis untuk dimanfaatkan.
Motivasi belajar
Diantara para pakar pendidikan yang menyoroti motivasi belajar dalam kajiannya anatar lain Mc Donald,Woodwort dan Hamzah B. UnoMotivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Menurut Mc Donald dalam Kompri (2016:229) motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian munculnya motivasi ditandai dengan adanya perubahan energi dalam diri seseorang yang dapatdisadari atau tidak. Menurut Woodwort (1995) dalam Wina Sanjaya (2010:250)bahwa suatu motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motiveyang dimiliknya. Adapun teori motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori motivasi belajar yang dikembangkan oleh Hamzah B. Uno. Beliau mengatakan bahwa motivasi belajar dibedakan atas dua kelompok, yakni motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Potensi SMPN 1 Tunjungan untuk pembelajaran di luar kelas
Salah satu potensi SMPN 1 Tunjungan yang dapat digunakan dalam pembelajaran di luar ruang kelas adalah ketersediaan ruang terbuka yang cukup banyak dan sebagian bersarnya terdiri dari taman-taman baik dalam bentuk taman sekolah, taman kelas dan taman di depan dan samping musala.
Pembelajaran luar kelas atau Outdoor Study pada dasarnya merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang telah dirancang dan dikembangkan oleh pendidik yang merupakan perpaduan antara belajar di dalam kelas dan belajar di luar ruangan kelas serta bertujuan untuk mengarahkan siswa ketika belajar di luar ruangan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar atau alam terbuka (Vera, 2012). Keunggulan pembelajaran di luar ruang kelas telah direkomendasikan oleh beberapa ahli dan pakar pendidikan. Diantaranya adalah Oemar Hamalik dan Bogner. Hamalik lebih menekankan bahwa pengaruh pembelajaran ruang kelas akan berpengaruh terhadap individu. Sedangkan Bogner lebih menyoroti keakraban dengan alam sekitar untuk pembiasaan proses pembelajaran.
Hamalik (2004) dalam teorinya “Kembali ke Alam” menunjukkan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan peserta didik. Menurut Hamalik (2004) Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting. Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Lingkungan meliputi: masyarakat di sekeliling sekolah, lingkungan fisik di sekitar sekolah, bahan-bahan yang tersisa atau tidak dipakai, bahan-bahan bekas dan bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber
atau alat bantu dalam belajar, serta peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Menurut Bogner (2002) pembelajaran di luar kelas dapat mengubah persepsi siswa terhadap lingkungan dan meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan. Pengalaman masa kecil belajar di alam menjadi faktor kunci dalam pengembangan sikap remaja terhadap alam dan lingkungan. Untuk itu agar siswa peduli terhadap alam dan lingkungan tampaknya membutuhkan keakraban dengan alam dan ekosistem yang sebenarnya, dan hal tersebut tidak didapatkan jika pembelajaran berlangsung hanya di dalam kelas.
Berdasarkan pendapat para pakar pendidikan di atasdapat disimpulkan bahwa secara teoritis dan praktis bahwa keberhasilan pembelajaran sebagian di pengaruhi oleh motivasi belajar peserta didik. Motivasi pesert didik kadang bersifat fluktuatif atau naik turun sebagai siklus yang wajar. Hal ini perlu dipahami agar guru dapat mendeteksi dengan tepat dan mendapatkan solusinya. Salah satu solusinya adalah dengan mengadakan kegiatan pembelajarn di luar kelas atau outdoor study. Di SMPN 1 Tunjungan, pembelajaran berbasis outdooor study sangat memungkinkan karena ketersediaan ruang terbuka yang memadai secara kuantitas dan kualitas (bersih, indah, nyaman).